Otak manusia memang menakjubkan dan terkadang sangat misterius. Namun walaupun para peneliti masih terus mempelajari rahasia dari cara kerja otak, mereka telah berhasil mengungkap banyak informasi mengenai apa yang terjadi di dalam otak anda. Dan faktanya, apa yang telah anda ketahui selama ini ternyata kebanyakan hanyalah MITOS dan tidak terbukti secara ilmiah.
Berikut ini beberapa hal umum mengenai otak manusia yang terbukti hanya mitos:
Anda mungkin pernah mendengar hal ini beberapa kali, terutama dalam Film atau dari seorang Pesulap (note: saya yakin anda tahu siapa pesulap di Indonesia yang sering mengatakan hal tersebut).
Orang-orang sering menggunakan mitos populer ini untuk menyiratkan bahwa pikiran manusia mampu melakukan hal-hal yang luar biasa, seperti secara dramatis meningkatkan intelegensi, memiliki kemampuan psikis, atau bahkan telekinesis.
Lagipula, jika kita bisa melakukan semua hal yang telah kita lakukan saat ini hanya dengan menggunakan 10% otak kita, bayangkan apa yang bisa kita lakukan jika dapat memakai 90% sisanya. Itulah sugesti yang ingin mereka tanamkan ke pikiran anda.
Fakta Ilmiahnya: Penelitian menunjukkan bahwa semua area otak manusia melakukan beberapa jenis fungsi yang berbeda. Jika mitos 10% itu benar, maka kemungkinan kerusakan otak akan jauh lebih sedikit, dan kita hanya perlu khawatir dengan bagian 10% (sangat kecil) dari otak kita untuk cidera.
Faktanya, bahkan hanya sedikit kerusakan pada area otak - ini sudah dapat memberikan konsekuensi yang mendalam, baik untuk kognisi maupun fungsinya. Teknologi pencitraan otak juga telah memperlihatkan bahwa seluruh bagian otak kita menunjukkan tingkat aktivitas, bahkan selama kita tidur.
Barry Gordon, Neurolog dari Johns Hopkins School of Medicine, Scientific American
Otak memang rapuh dan dapat mudah rusak karena beberapa hal seperti cedera, stroke, atau penyakit tertentu. Kerusakan ini bisa menimbulkan berbagai konsekuensi, mulai dari gangguan ringan dalam hal kemampuan kognitif – hingga dalam menyelesaikan pekerjaan/tugas. Kerusakan otak memang dapat bersifat sangat parah, namun apakah itu selalu bersifat permanen?
Fakta Ilmiahnya: Walaupun seringkali kita beranggapan jika cedera otak tidak dapat disembuhkan, namun sebenarnya kemampuan seseorang untuk pulih dari kerusakan otak tergantung pada tingkat keparahan dan lokasi dari cederanya.
Contohnya pukulan di kepala yang menyebabkan terjadinya gegar otak, walau hal ini dapat menjadi serius, namun kebanyakan orang mampu untuk pulih, dan yang dibutuhkan hanyalah waktu untuk menyembuhkannya. Berbeda dengan stroke berat, yang memang dapat mengakibatkan konsekuensi sangat buruk pada otak dan cenderung bersifat permanen.
Namun penting untuk diingat bahwa otak manusia memiliki jumlah plastisitas yang sangat luar biasa. Bahkan setelah mengalami cedera yang serius, seperti akibat stroke – otak manusia seringkali dapat menyembuhkan dirinya sendiri seiring waktu dengan membentuk sambungan-sambungan baru.
BrainFacts.org
Pernahkah anda mendengar seseorang yang menggambarkan dirinya lebih dominan ber-otak kiri atau ber-otak kanan? Saya yakin pasti pernah. Hal ini berasal dari ‘gagasan’ populer bahwa setiap orang didominasi oleh belahan otak kanan ataupun otak kiri mereka.
Berdasarkan ‘ide’ tersebut, orang-orang yang "ber-otak kanan" cenderung lebih kreatif dan ekspresif, sedangkan orang-orang yang "ber-otak kiri" cenderung lebih analitis dan berpikiran logis.
Fakta Ilmiahnya: Walaupun para ahli mengakui bahwa memang ada pembagian fungsi otak (yaitu, beberapa jenis tugas dan pola berpikir memang cenderung lebih berhubungan pada daerah tertentu pada otak), namun tidak ada seorangpun yang sepenuhnya ber-otak kanan ataupun ber-otak kiri.
Faktanya, kita justru akan mengerjakan suatu pekerjaan dengan lebih baik saat seluruh bagian otak kita digunakan. Walaupun itu untuk hal-hal yang biasanya dihubungkan dengan kemampuan pada bagian otak tertentu.
Carl Zimmer, Discover
Otak manusia memang cukup besar berdasarkan proporsi ukuran tubuh, namun ini berbeda dengan kesalahpahaman umum yang mengatakan bahwa manusia memiliki ukuran otak terbesar dibandingkan organisme lainnya. Lalu seberapa besar otak manusia? Bagaimana cara membadingkannya dengan spesies lain?
Fakta Ilmiahnya: Rata-rata setiap orang dewasa memiliki berat otak sekitar 1,37 kg dengan panjang sekitar 15 cm. Otak hewan terbesar dimiliki oleh Paus Sperma, yang beratnya hingga diatas 8 kg! Hewan lainnya yang juga memiliki otak besar adalah gajah, dengan ukuran otak rata-rata sekitar 5 kg.
Lalu bagaimana jika mengukur otak berdasarkan proporsi tubuh? Manusia pasti memiliki otak yang paling besar jika berdasarkan proporsi tubuh bukan? Sayangnya, sekali lagi, apa yang pernah anda dengar itu adalah sebuah mitos.
Satu hewan yang memegang rekor ukuran otak terbesar berdasarkan rasio tubuh adalah Shrew (tikus celurut), dengan ukuran otak hingga 10% dari keseluruhan massa tubuhnya.
Kepercayaan kuno mengatakan bahwa semua orang dewasa sudah memiliki sangat banyak sel otak, sehingga otak tidak pernah beregenerasi (membentuk sel otak baru). Jika ada beberapa sel otak kita yang mati, maka mereka akan hilang selamanya. Apakah itu memang benar adanya?
Fakta Ilmiahnya: Dalam beberapa tahun terakhir ini para ahli telah menemukan bukti bahwa otak manusia ternyata membentuk sel-sel baru sepanjang hidup, bahkan setelah menginjak usia tua. Proses pembentukan sel-sel otak baru tersebut dikenal dengan neurogenesis, dan para peneliti telah menemukan bahwa hal itu terjadi setidaknya pada satu daerah otak yang disebut dengan hipokampus.
Dan Cossins, The Scientist
Masih terkait dengan mitos bahwa otak kita tidak pernah menumbuhkan neuron baru, ada pernyataan yang mengatakan bahwa minum alkohol dapat menyebabkan kematian pada sel di otak. Banyak orang mengatakan bahwa, “Jika kamu minum alkohol dalam jumlah banyak atau terlalu sering, maka sel-sel berharga di otakmu akan mati, dan itu tidak akan pernah bisa kembali lagi”.
Anda telah mengetahui faktanya bahwa sel-sel otak baru akan selalu dibangun sepanjang kita hidup. Pertanyaanya sekarang, apakah benar alkohol dapat mematikan sel-sel di otak kita?
Fakta Ilmiahnya: Bukan berarti anda boleh dan tidak masalah menjadi seorang alkoholik, karena faktanya penyalahgunaan alkohol yang kronis atau berlebihan memang memiliki dampak kesehatan yang sangat mengerikan.
Namun para ahli tidak percaya bahwa minum alkohol bisa menyebabkan kematian pada neuron. Dan penelitian telah menunjukkan bahwa, bahkan seorang peminum beratpun tidak akan membunuh neuron di otaknya.
Jika anda sudah pernah membaca beberapa buku tentang psikologi atau neuroscience, anda mungkin telah membaca tulisan yang mengatakan bahwa otak manusia memiliki sekitar 100 miliar neuron.
Seberapa akuratkah angka yang sering disebutkan secara berulang-ulang tersebut? Berapa banyak sebenarnya neuron pada otak kita?
Fakta Ilmiahnya: Perkiraan jumlah 100 miliar neuron pada otak manusia telah begitu sering disebutkan dalam berbagai tulisan dan telah dilakukan sejak lama, karena itu tidak ada yang yakin darimana pernyataan itu berasal.
Namun pada tahun 2009, seorang peneliti memutuskan untuk benar-benar menghitung jumlah neuron pada otak orang dewasa, dan menemukan bahwa jumlah sebenarnya sedikit lebih rendah dari yang disebutkan.
Berdasarkan penelitian tersebut, diketahui bahwa otak manusia mengandung sekitar 85 miliar neuron. Jadi angka yang sering digunakan dalam berbagai kutipan selama ini diketahui belasan miliar lebih tinggi dari yang sebenarnya, dan itu adalah jumlah selisih yang cukup banyak untuk bisa dijadikan sebagai acuan ilmiah.
Dr.Suzana Herculano, Houzel
Mudah-mudahan dengan artikel ini, sekarang anda menjadi lebih paham mengenai mana yang fakta dan mana yang hanya mitos seputar otak manusia.
Sumber :
Berikut ini beberapa hal umum mengenai otak manusia yang terbukti hanya mitos:
1. Manusia Hanya Menggunakan 10% Dari Otak Mereka
Anda mungkin pernah mendengar hal ini beberapa kali, terutama dalam Film atau dari seorang Pesulap (note: saya yakin anda tahu siapa pesulap di Indonesia yang sering mengatakan hal tersebut).
Orang-orang sering menggunakan mitos populer ini untuk menyiratkan bahwa pikiran manusia mampu melakukan hal-hal yang luar biasa, seperti secara dramatis meningkatkan intelegensi, memiliki kemampuan psikis, atau bahkan telekinesis.
Lagipula, jika kita bisa melakukan semua hal yang telah kita lakukan saat ini hanya dengan menggunakan 10% otak kita, bayangkan apa yang bisa kita lakukan jika dapat memakai 90% sisanya. Itulah sugesti yang ingin mereka tanamkan ke pikiran anda.
Fakta Ilmiahnya: Penelitian menunjukkan bahwa semua area otak manusia melakukan beberapa jenis fungsi yang berbeda. Jika mitos 10% itu benar, maka kemungkinan kerusakan otak akan jauh lebih sedikit, dan kita hanya perlu khawatir dengan bagian 10% (sangat kecil) dari otak kita untuk cidera.
Faktanya, bahkan hanya sedikit kerusakan pada area otak - ini sudah dapat memberikan konsekuensi yang mendalam, baik untuk kognisi maupun fungsinya. Teknologi pencitraan otak juga telah memperlihatkan bahwa seluruh bagian otak kita menunjukkan tingkat aktivitas, bahkan selama kita tidur.
Barry Gordon, Neurolog dari Johns Hopkins School of Medicine, Scientific American
"Ternyata, kita menggunakan hampir setiap bagian dari otak, dan bahkan (sebagian besar) otak hampir selalu aktif sepanjang waktu. Mari pikirkan hal ini: otak hanya mewakili 3% dari berat badan kita, namun menghabiskan 20% dari energi tubuh."
2. Kerusakan Otak Bersifat Permanen
Otak memang rapuh dan dapat mudah rusak karena beberapa hal seperti cedera, stroke, atau penyakit tertentu. Kerusakan ini bisa menimbulkan berbagai konsekuensi, mulai dari gangguan ringan dalam hal kemampuan kognitif – hingga dalam menyelesaikan pekerjaan/tugas. Kerusakan otak memang dapat bersifat sangat parah, namun apakah itu selalu bersifat permanen?
Fakta Ilmiahnya: Walaupun seringkali kita beranggapan jika cedera otak tidak dapat disembuhkan, namun sebenarnya kemampuan seseorang untuk pulih dari kerusakan otak tergantung pada tingkat keparahan dan lokasi dari cederanya.
Contohnya pukulan di kepala yang menyebabkan terjadinya gegar otak, walau hal ini dapat menjadi serius, namun kebanyakan orang mampu untuk pulih, dan yang dibutuhkan hanyalah waktu untuk menyembuhkannya. Berbeda dengan stroke berat, yang memang dapat mengakibatkan konsekuensi sangat buruk pada otak dan cenderung bersifat permanen.
Namun penting untuk diingat bahwa otak manusia memiliki jumlah plastisitas yang sangat luar biasa. Bahkan setelah mengalami cedera yang serius, seperti akibat stroke – otak manusia seringkali dapat menyembuhkan dirinya sendiri seiring waktu dengan membentuk sambungan-sambungan baru.
BrainFacts.org
"Bahkan setelah otak mengalami cedera yang lebih serius, seperti akibat stroke, penelitian menunjukkan bahwa – dengan bantuan terapi – otak mungkin mampu mengembangkan koneksi-koneksi baru dan ‘mengalihkan’ fungsi sebelumnya melalui area otak yang sehat."
3. Manusia Terbagi Menjadi Dominan "Otak Kanan" atau "Otak Kiri"
Pernahkah anda mendengar seseorang yang menggambarkan dirinya lebih dominan ber-otak kiri atau ber-otak kanan? Saya yakin pasti pernah. Hal ini berasal dari ‘gagasan’ populer bahwa setiap orang didominasi oleh belahan otak kanan ataupun otak kiri mereka.
Berdasarkan ‘ide’ tersebut, orang-orang yang "ber-otak kanan" cenderung lebih kreatif dan ekspresif, sedangkan orang-orang yang "ber-otak kiri" cenderung lebih analitis dan berpikiran logis.
Fakta Ilmiahnya: Walaupun para ahli mengakui bahwa memang ada pembagian fungsi otak (yaitu, beberapa jenis tugas dan pola berpikir memang cenderung lebih berhubungan pada daerah tertentu pada otak), namun tidak ada seorangpun yang sepenuhnya ber-otak kanan ataupun ber-otak kiri.
Faktanya, kita justru akan mengerjakan suatu pekerjaan dengan lebih baik saat seluruh bagian otak kita digunakan. Walaupun itu untuk hal-hal yang biasanya dihubungkan dengan kemampuan pada bagian otak tertentu.
Carl Zimmer, Discover
"Tidak peduli seperti apa pembagian fungsi otak bisa diketahui, tetap, kedua bagian otak selalu bekerja secara bersama-sama. Gagasan psikologi populer mengenai otak kanan dan otak kiri tidak mencakup bagaimana hubungan kerja yang sangat erat antara kedua bagian otak tersebut."
"Sebagai contoh, hemisfer kiri memiliki spesialisasi dalam memilih suara yang membentuk kata-kata dan menentukan sintaks dari kata-kata, tetapi tidak memiliki monopoli pada pengolahan bahasa. Sedangkan hemisfer kanan justru lebih sensitif terhadap fitur emosional bahasa, mengatur irama saat berbicara yang menentukan intonasi dan ketegangan."
4. Otak Manusia Adalah Yang Terbesar
Otak manusia memang cukup besar berdasarkan proporsi ukuran tubuh, namun ini berbeda dengan kesalahpahaman umum yang mengatakan bahwa manusia memiliki ukuran otak terbesar dibandingkan organisme lainnya. Lalu seberapa besar otak manusia? Bagaimana cara membadingkannya dengan spesies lain?
Fakta Ilmiahnya: Rata-rata setiap orang dewasa memiliki berat otak sekitar 1,37 kg dengan panjang sekitar 15 cm. Otak hewan terbesar dimiliki oleh Paus Sperma, yang beratnya hingga diatas 8 kg! Hewan lainnya yang juga memiliki otak besar adalah gajah, dengan ukuran otak rata-rata sekitar 5 kg.
Lalu bagaimana jika mengukur otak berdasarkan proporsi tubuh? Manusia pasti memiliki otak yang paling besar jika berdasarkan proporsi tubuh bukan? Sayangnya, sekali lagi, apa yang pernah anda dengar itu adalah sebuah mitos.
Satu hewan yang memegang rekor ukuran otak terbesar berdasarkan rasio tubuh adalah Shrew (tikus celurut), dengan ukuran otak hingga 10% dari keseluruhan massa tubuhnya.
5. Kita Dilahirkan Dengan Sel-Sel Otak Yang Lengkap, Jika Ada Yang Mati, Maka Mereka Hilang Selamanya
Kepercayaan kuno mengatakan bahwa semua orang dewasa sudah memiliki sangat banyak sel otak, sehingga otak tidak pernah beregenerasi (membentuk sel otak baru). Jika ada beberapa sel otak kita yang mati, maka mereka akan hilang selamanya. Apakah itu memang benar adanya?
Fakta Ilmiahnya: Dalam beberapa tahun terakhir ini para ahli telah menemukan bukti bahwa otak manusia ternyata membentuk sel-sel baru sepanjang hidup, bahkan setelah menginjak usia tua. Proses pembentukan sel-sel otak baru tersebut dikenal dengan neurogenesis, dan para peneliti telah menemukan bahwa hal itu terjadi setidaknya pada satu daerah otak yang disebut dengan hipokampus.
Dan Cossins, The Scientist
"Tes bom nuklir di atas tanah yang dilakukan lebih dari 50 tahun yang lalu mengakibatkan peningkatan kadar isotop radioaktif karbon-14 (14C) pada atmosfir, yang terus menurun dari waktu ke waktu."
"Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada Cell, peneliti menggunakan pengukuran konsentrasi 14C dalam DNA sel-sel otak dari pasien yang telah meninggal untuk menentukan umur neuron, dan hasilnya menunjukkan bahwa ada neurogenesis dewasa yang substansial dalam hipokampus manusia."
6. Minum Alkohol Bisa Mematikan Sel-Sel Otak
Masih terkait dengan mitos bahwa otak kita tidak pernah menumbuhkan neuron baru, ada pernyataan yang mengatakan bahwa minum alkohol dapat menyebabkan kematian pada sel di otak. Banyak orang mengatakan bahwa, “Jika kamu minum alkohol dalam jumlah banyak atau terlalu sering, maka sel-sel berharga di otakmu akan mati, dan itu tidak akan pernah bisa kembali lagi”.
Anda telah mengetahui faktanya bahwa sel-sel otak baru akan selalu dibangun sepanjang kita hidup. Pertanyaanya sekarang, apakah benar alkohol dapat mematikan sel-sel di otak kita?
Fakta Ilmiahnya: Bukan berarti anda boleh dan tidak masalah menjadi seorang alkoholik, karena faktanya penyalahgunaan alkohol yang kronis atau berlebihan memang memiliki dampak kesehatan yang sangat mengerikan.
Namun para ahli tidak percaya bahwa minum alkohol bisa menyebabkan kematian pada neuron. Dan penelitian telah menunjukkan bahwa, bahkan seorang peminum beratpun tidak akan membunuh neuron di otaknya.
7. Terdapat 100 Miliar Neuron di Otak Manusia
Jika anda sudah pernah membaca beberapa buku tentang psikologi atau neuroscience, anda mungkin telah membaca tulisan yang mengatakan bahwa otak manusia memiliki sekitar 100 miliar neuron.
Seberapa akuratkah angka yang sering disebutkan secara berulang-ulang tersebut? Berapa banyak sebenarnya neuron pada otak kita?
Fakta Ilmiahnya: Perkiraan jumlah 100 miliar neuron pada otak manusia telah begitu sering disebutkan dalam berbagai tulisan dan telah dilakukan sejak lama, karena itu tidak ada yang yakin darimana pernyataan itu berasal.
Namun pada tahun 2009, seorang peneliti memutuskan untuk benar-benar menghitung jumlah neuron pada otak orang dewasa, dan menemukan bahwa jumlah sebenarnya sedikit lebih rendah dari yang disebutkan.
Berdasarkan penelitian tersebut, diketahui bahwa otak manusia mengandung sekitar 85 miliar neuron. Jadi angka yang sering digunakan dalam berbagai kutipan selama ini diketahui belasan miliar lebih tinggi dari yang sebenarnya, dan itu adalah jumlah selisih yang cukup banyak untuk bisa dijadikan sebagai acuan ilmiah.
Dr.Suzana Herculano, Houzel
"Kami menemukan bahwa rata-rata otak manusia memiliki sekitar 86 miliar neuron. Dan tidak ada satupun otak yang kami teliti (hingga saat ini) yang mendekati angka 100 milyar. Walaupun mungkin sepertinya perbedaannya kecil, namun 14 – 15 miliar neuron adalah jumlah yang cukup banyak seperti jumlah neuron pada otak babon, atau hampir setengah dari jumlah neuron pada otak gorila. Jadi sebenarnya itu perbedaan yang cukup besar."
Mudah-mudahan dengan artikel ini, sekarang anda menjadi lebih paham mengenai mana yang fakta dan mana yang hanya mitos seputar otak manusia.
Sumber :
Bantu saya untuk men-share artikel di atas agar lebih banyak orang yang membaca dan mengetahuinya. Terima kasih...
EmoticonEmoticon